Contoh Proposal Usaha yang Lengkap dan Terbaik
Proposal usaha adalah gambaran lengkap dan detail perihal tujuan pemohon kepada pemberi modal. Sebaiknya proposal usaha disusun dengan baik dan benar agar pihak pemberi modal dapat mengetahui secara utuh bisnis yang dijalankan oleh pihak pemohon. Tanpa gambaran yang jelas dan detail, proposal usaha yang kamu ajukan bisa saja ditolak pemodal.
Karena itu, perhatikan kelengkapan dalam menyusun proposal kamu. Di antaranya, jelaskan latar belakang berdirinya usaha kamu, dengan sebelumnya menggambarkan bidang bisnis usaha secara umum, dan sejarah berdirinya usaha yang sedang kamu geluti.
Kemudian jelaskan juga keadaan pembeli atau minat pasar terhadap produk bisnis kamu, serta pengalaman usaha dalam bidang bisnis: ceritakan juga bagaimana kamu membangung bisnis tersebut.
Yang tak kalah pentingnya adalah profil/deksripsi bisnis, prospek potensi usaha, dan rencana pengembangan usaha. Lalu, gambarkan kebutuhkan modal bisnis kamu dengan lengkap dan detail agar jelas modal yang kamu perlukan.
Terakhir adalah berikan penutup yang mengesankan pihak pemberi modal dalam proposal. Misalnya, kamu menuliskan bahwa produk kamu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk selengkapnya, kamu bisa simak baik-baik contoh proposal usaha di bawah ini. Selamat membaca!
Produk minuman dengan berbagai topping dan rasa kini sedang booming di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Orang-orang kantor biasanya banyak memesan minuman ini melalui jasa ojek online. Minuman ringan dengan rasa dan warna yang beragam ini tengah menjadi minuman favorit kaum milenial dan gen Z. Lihat saja, di mal-mal tentunya banyak dijumpai kedai-kedai minuman ringan yang menggugah anak muda untuk membelinya.
Salah satu usaha minuman ini adalah Sueger yang tidak diragukan lagi menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Pasalnya, animo masyarakat, terutama kaum muda, sangat tinggi dan menggunakan modal usaha yang terjangkau, tidak terlalu sulit menjalankannya, serta bisa menembus pasar di segala usia dengan cepat. Sueger merupakan minuman susu nata de coco yang tersedia dengan 10 varian rasa, seperti cokelat, blackforest, vanilla, durian, greentea, redvelvet, melon, taro, dan bubblegum.
Minuman nata de coco ini berbahan dasar air kelapa yang mengandung sensasi menyegarkan serta mengandung kalsium yang baik untuk tubuh. Apalagi dengan 10 varian rasa yang familiar tidak hanya bagi anak muda, melainkan di berbagai kalangan usia, membuat peluang berbisnis minuman Sueger bisa sangat menjanjikan.
Sebelum menjadi pengusaha minuman, terlebih dahulu kami menjajal berbagai macam usaha, seperti menjual gorengan, pakaian, dan lain-lain. Namun seringkali usaha sebelum minuman ini kendas di tengah jalan. Tapi kami tidak putus asa. Kami terus mencoba berbisnis hingga menemukan platform bisnis yang cocok untuk kami.
Ternyata bisnis minuman Sueger ini tidak terlalu sulit. Cara pembuatannya juga sangat sederhana, kami hanya perlu menyipkan serbuk varian rasa dan nata de coco. Kemudian, kami campurkan es batu dan diblender. Setelah itu, baru kami masukkan nata de coco. Menurut pelanggan kami, minuman ini sangat menyegarkan, enak, dan tentunya menyehatkan.
Setiap hari rata-rata penjualan minuman ini kurang lebih 25-an gelas. Kami berjualan persis di pinggir jalan, agar banyak orang yang mampir karena lokasi berjualan kami bisa dibilang sangat strategis.
Meski mulanya tidak banyak yang membeli, tapi kami tidak gentar. Kami menjualnya sebagai bisnis sampingan dan lama-kelamaan ada satu-dua pelanggan baru yang membeli. Pembeli minuman Sueger umumnya anak-anak dalam katergori pelajar dan sisanya kalangan orang dewasa. Mereka mengakui bahwa Sueger adalah minuman yang menyegarkan, apalagi jika dikonsumsi di siang bolong.
Berawal dari hitungan orang yang menjadi langganan, kemudian tumbuh menjadi belasan orang langganan. Mereka mengetahui lapak berjualan kami dari mulut ke mulut. Promosi seperti ini membuat banyak pelanggan yang sangat loyal kepada produk kami.
Rencananya, kami akan mengembangkan bisnis ini agar bisa dinikmati masyarakat yang lebih luas lagi melalui jasa ojek online. Untuk menyiapkan itu, kami membutuhkan tambahan modal dan pekerja agar tidak keteteran. Kami sangat berharap sekali, bantuan modal dari pemerintah ini bisa memperlebar serta memperluas jaringan yang saat ini kami miliki.
Jika langganan kami semakin banyak, bisa saja usaha sampingan ini menjadi usaha utama kami. Kami sangat menyakini bisnis ini terus maju, memiliki jaringan yang luas, dan penggemar yang tidak hanya di lingkungan sekitar, melainkan masyarakat Tangerang umumnya.
Sementara itu, kami hanya memperkerjakan satu orang yang bertugas sebagai pembuat minuman. Untuk saat ini, kami menjual produk di tempat, dan sekarang ini kami sedang mendaftarkan usaha kami di GoFood agar lebih luas dijangkau masyarakat Tangerang.
Sasaran pembeli terbesar kami adalah pelajar sekolah atau universitas. Oleh karena itu, menjual minuman Sueger ini memang lebih cocok jika dijual di wilayah yang ada sekolah atau universitasnya. Maka tak mengherankan, jika setiap pulang sekolah, anak-anak itu akan selalu mampir ke kedai kami untuk mengobati dahaga sekaligus menikmati cita rasa nata de coco yang lezat.
Untuk itulah, tren minuman seperti yang kami jual telah booming di kota-kota. Tapi banyak juga minuman-minuman lain yang perlahan-lahan tertinggal zaman. Pada dasarnya, selama produk minuman kita tidak monoton dan memiliki cita rasa yang nikmat dan bermanfaat bagi tubuh, para pembeli tidak akan meninggalkannya. Juga, ke depan, minuman Sueger ini jangan hanya laris di tahun-tahun awalnya saja, melainkan bisa langgeng dan terus memperbarui varian rasanya agar pelanggan tidak bosan.
Besar harapan kami agar proposal ini bisa diterima untuk membantu membangun perekonomian lokal masyarakat sekitar khususnya di lingkungan kami.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga yang telah memfasilitasi dan membantu memikirkan prospek bisnis kami ke depan agar menciptakan masyarakat yang berkualitas dan kompetitif dalam berbisnis.
Melihat peluang bisnis fashion, terutama pakaian muslimah, yang sangat besar di tanah air memunculkan banyak entrepreneur muda dari berbagai wilayah dengan produk-produk andalan baik yang dibuat secara mandiri maupun produk yang berasal dari mitra. Para pemuda- pemudi yang bergerak di lapangan UKM ini meramaikan kancah industri fashion Indonesia. Bahkan tidak hanya memunculkan e-commerce fashion, melainkan juga menjamurnya online shop yang hanya bermodalkan menjual dagangan di media sosial yang populer seperti Instagram dan Facebook.
Peluang bisnis yang besar dari industri fashion membuat kami bergerak untuk membuat Zhinka Diary. Produk yang kami buat adalah produk homemade pakaian wanita berjilbab dengan jenis atasan/blouse, gamis dan kaftan. Selain membuat pakaian, kami juga membuat jilbab instan dengan berbagai model. Produk Zhinka Diary dijual tidak hanya secara konvensional, seperti ikut dalam acara bazar, melainkan juga berjualan secara online shop. Kaum perempuan milenial memang sangat tertarik dengan produksi pakaian yang cenderung homemade, sehingga ada kesan originalitas atau tidak sama dengan produk-produk yang dijual pedagang lain yang mengambil barang dari satu merek besar saja.
Sasaran pelanggan Zhinka Diary adalah kaum muda milenial yang menyukai eksplorasi dalam berhijab. Dengan ini, kami juga selalu menjaga kualitas jahitan dan paduan bahan dasar. Karena kami tidak menjual produk dengan harga yang mahal, sehingga sangat terjangkau bagi kalangan milenial. Keterjangkauan ini juga tidak mengorbankan mutu dan kualitas yang selalu menjadi nilai keutamaan dari produk yang kami hasilkan.
Umumnya para pelanggan kami tidak hanya berasal dari wilayah Indonesia, tetapi ada juga yang berasal dari negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Peluang bisnis fashion tidak akan mati jikalau founder bisa menyiasatinya dengan senantiasa menciptakan model yang unik dan tentunya mengikuti perkembangan zaman.
Melihat kenyataan demikian, kami mencoba-coba membuat produk sendiri. Kami memiliki mesin jahit di rumah yang dulu digunakan orang tua kami dalam bisnis jahit-menjahit pakaian. Dengan tekad yang kuat dan semangat kami untuk menciptakan produksi sendiri, kami membuat beberapa potong dan kemudian kami tawarkan kepada teman-teman. Respons mereka sangat bagus dan menganjurkan kami untuk menjualnya secara online. Sejak saat itulah, kami juga menjualnya secara online dengan meminta bantuan penjahit profesional untuk membuat desain yang kami ciptakan.
Modal yang kami gunakan bisa dikatakan tidak begitu banyak. Karena itu, kami juga tidak langsung memproduksi pakaian dalam jumlah besar. Yang paling penting adalah pakaian yang kami jual laku dahulu meski dengan keuntungan yang tidak besar. Dengan cara seperti ini, kami dapat terus memproduksi pakaian, kecil namun pasti. Jadi, kami tidak terlalu dipusingkan dengan kebutuhan modal yang harus besar. Rasanya kita akan merugi jika karena faktor modal harus besar, kreativitas kita tidak terwujudkan.
Strategi berjualan online memang berbeda dengan strategi berjualan secara konvensional. Dalam online shop, founder harus mengerti teknologi yang digunakan untuk memaksimlkan penjualan. Karena itu juga, kami harus belajar kapan pun dan di mana pun dan dengan siapa pun. Perubahan dalam revolusi industri 4.0 memang bisa mematikan jika bisnis yang kita jalankan tidak terkoneksi dengan digitalisasi.
Melihat kenyataan dunia digital sekarang, mau tak mau kami juga ikut berjualan dengan platform teknologi yang memudahkan kami untuk berjualan dan terus memasarkan produk-produk homade kami.
Desain pakaian yang bagus sekalipun agak mahal umumnya akan dibeli kaum hawa. Selain itu, produk yang homemade dan unik lebih disenangi karena tidak menjadikan produk tersebut terlihat pasaran dan lebih eksklusif.
Memang setiap usaha selalu ada jatuh bangunnya, mulai dari tidak lakunya produk hingga produksi yang tidak sesuai dengan selera. Ini bisa terjadi karena setiap model pakaian yang kami buat terkadang tidak cocok dengan keinginan. Kami belum bisa memproduksi secara mandiri alat-alat konveksi dengan lengkap, karena itu kami menggunakan jasa jahit dari konveksi yang ada di sekitar perumahan.
Setiap akhir pekan, kami biasanya menjajakan pakaian muslimah di bazar-bazar. Ada keuntungannya menjual di bazar, karena pembeli bisa langsung melihat produk yang kami tawarkan dan penjual bisa langsung mendapatkan uang.
Hal tersebut berbeda dengan sistem jualan online, terutama di media sosial, yang hanya mengandalkan kepercayaan. Yang paling menyesakkan hati adalah ketika pembeli hanya sekadar memesan saja, tetapi tidak jadi membeli.
Akan tetapi, berbeda halnya jika kami memiliki website jualan online, tentu kejadian seperti itu tidak akan berulang. Intinya, jika ingin membeli, pembeli harus mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu, dan baru setelah itu barang dikirimkan. Tapi bukan berarti tak memiliki situs online kami berhenti berusaha. Kami berprinsip berbisnis harus dimulai dengan modal sekecil apa pun serta strategi memanfaatkan modal kecil itu menjadi keuntungan.
Modal awal yang kami gunakan hanya Rp 2.000.000. Sementara itu, kami menggunakan jasa penjahit profesional dengan harga Rp. 50.000/potong. Kami menjual produk kami secara online di media sosial dan konvesional dengan membuka stand di bazar.
Di samping itu, bisnis fashion pakaian muslimah terutama di kota besar telah menjadi tren. Oleh karena itu, banyak dijumpai tren kalangan muslimah menengah ke atas yang bahkan memiliki komunitas tersendiri serta menciptakan standar tertentu dan terlihat dari cara berbusana mereka. Selebihnya, kaum milenial juga sangat menyukai keunikan dari pakaian muslimah yang tidak pasaran. Karena ini, Zhinka Diary hadir di waktu yang pas dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Besar harapan kami agar proposal ini bisa diterima untuk membantu membangun perekonomian lokal masyarakat sekitar khususnya di lingkungan kami dengan menyerap tenaga kerja penduduk setempat.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga yang telah memfasilitasi dan membantu memikirkan prospek bisnis kami ke depan agar menciptakan masyarakat yang berkualitas dan kompetitif dalam berbisnis.
Demikinlah, contoh gambaran proposal usaha yang berusaha kami sajikan secara lengkap sesuai dengan bidang bisnis kamu. Kamu bisa menyesuaikan proposal ini dengan produk-produk usaha lainnya. Selamat mencoba!
Karena itu, perhatikan kelengkapan dalam menyusun proposal kamu. Di antaranya, jelaskan latar belakang berdirinya usaha kamu, dengan sebelumnya menggambarkan bidang bisnis usaha secara umum, dan sejarah berdirinya usaha yang sedang kamu geluti.
Kemudian jelaskan juga keadaan pembeli atau minat pasar terhadap produk bisnis kamu, serta pengalaman usaha dalam bidang bisnis: ceritakan juga bagaimana kamu membangung bisnis tersebut.
Yang tak kalah pentingnya adalah profil/deksripsi bisnis, prospek potensi usaha, dan rencana pengembangan usaha. Lalu, gambarkan kebutuhkan modal bisnis kamu dengan lengkap dan detail agar jelas modal yang kamu perlukan.
Terakhir adalah berikan penutup yang mengesankan pihak pemberi modal dalam proposal. Misalnya, kamu menuliskan bahwa produk kamu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Untuk selengkapnya, kamu bisa simak baik-baik contoh proposal usaha di bawah ini. Selamat membaca!
Contoh Proposal Usaha Kuliner: Makanan/Minuman
Data Pemohon
|
|||
1.
|
Kategori
|
:
|
(diisi dengan nama program
pemberi modal)
|
2.
|
Nama (sesuai Rekening)
|
:
|
Zhinka Yuliana
|
3.
|
NIK
|
:
|
367108570xxxxxx
|
4.
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
:
|
Jakarta, 17 April 1983
|
5.
|
Pendidikan terakhir
|
:
|
Strata 1
|
6.
|
Alamat tinggal
|
:
|
Persada Raya Blok DB 11 A, Tangerang
|
7.
|
No Telepon
|
:
|
081283xxxxx
|
8.
|
Email
|
:
|
zhinka@gmail.com
|
9.
|
Nama
Orang tua Ayah
Ibu
|
:
:
|
Nama
ayah Nama ibu
|
10.
|
No NPWP
|
:
|
83.125.xxx.x-xxx.xxx
|
11.
|
Nomer Rekening
|
:
|
7130xxxxx
|
12.
|
Nama Bank dan cabang
|
:
|
BCA KCP xxxxxx
|
Ringkasan Isi
Proposal
|
|||
13.
|
Nama Usaha/brand
|
:
|
Sueger
|
14.
|
Bidang Usaha
|
Industri kuliner
|
|
15.
|
Alamat usaha
|
:
|
Persada Raya Blok DB 11 A, Tangerang
|
16.
|
Kabupaten/Kota
|
:
|
Tangerang
|
17.
|
Provinsi
|
:
|
Banten
|
18.
|
Mulai Usaha
|
:
|
Bulan Juli tahun 2017
|
19.
|
Omset/bulan
|
:
|
Rp 3.600.000/bulan
|
20.
|
Laba/bulan
|
:
|
Rp 600.000/bulan
|
21.
|
Total aset Usaha
|
:
|
Rp 15.000.000
|
22.
|
Tenaga kerja
|
:
|
1 orang
|
23.
|
Gaji karyawan
|
:
|
Tidak ada/dilakukan secara mandiri
|
24.
|
Kegiatan
|
:
|
Menjual minuman kemasan
|
26.
|
Asal bahan baku
|
:
|
Lokal Indonesia
|
27.
|
Wilayah pemasaran
|
:
|
Nasional
|
28.
|
Jumlah pengajuan
|
:
|
Rp 15.000.000
|
Tangerang, 7 Mei 2018
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pertumbuhan kuliner di Indonesia saat ini sangat beragam. Hampir banyak ditemui di berbagai tempat yang menjual produk makanan dan minuman dengan rasa dan tampilan yang unik. Apalagi fenomena anak muda sekarang yang lebih menyukai menghabiskan waktu dengan nongkrong sembari menikmati kudapan makanan ringan dan minuman membuat bisnis kuliner terus berkembang pesat. Bahkan tidak hanya banyak bermunculan kafe-kafe kalangan menengah ke atas saja, melainkan juga warung-warung pinggir jalan yang menyajikan kuliner yang tak kalah variatifnya.Produk minuman dengan berbagai topping dan rasa kini sedang booming di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Orang-orang kantor biasanya banyak memesan minuman ini melalui jasa ojek online. Minuman ringan dengan rasa dan warna yang beragam ini tengah menjadi minuman favorit kaum milenial dan gen Z. Lihat saja, di mal-mal tentunya banyak dijumpai kedai-kedai minuman ringan yang menggugah anak muda untuk membelinya.
Salah satu usaha minuman ini adalah Sueger yang tidak diragukan lagi menjadi bisnis yang sangat menguntungkan. Pasalnya, animo masyarakat, terutama kaum muda, sangat tinggi dan menggunakan modal usaha yang terjangkau, tidak terlalu sulit menjalankannya, serta bisa menembus pasar di segala usia dengan cepat. Sueger merupakan minuman susu nata de coco yang tersedia dengan 10 varian rasa, seperti cokelat, blackforest, vanilla, durian, greentea, redvelvet, melon, taro, dan bubblegum.
Minuman nata de coco ini berbahan dasar air kelapa yang mengandung sensasi menyegarkan serta mengandung kalsium yang baik untuk tubuh. Apalagi dengan 10 varian rasa yang familiar tidak hanya bagi anak muda, melainkan di berbagai kalangan usia, membuat peluang berbisnis minuman Sueger bisa sangat menjanjikan.
B. Sejarah berdirinya usaha
Usaha minuman Sueger yang akan kami ceritakan adalah usaha skala kecil. Bisa dikatakan usaha ini adalah usaha sampingan. Namun bisa juga dikatakan sebagai usaha untuk sekedar bertahan hidup.Sebelum menjadi pengusaha minuman, terlebih dahulu kami menjajal berbagai macam usaha, seperti menjual gorengan, pakaian, dan lain-lain. Namun seringkali usaha sebelum minuman ini kendas di tengah jalan. Tapi kami tidak putus asa. Kami terus mencoba berbisnis hingga menemukan platform bisnis yang cocok untuk kami.
Ternyata bisnis minuman Sueger ini tidak terlalu sulit. Cara pembuatannya juga sangat sederhana, kami hanya perlu menyipkan serbuk varian rasa dan nata de coco. Kemudian, kami campurkan es batu dan diblender. Setelah itu, baru kami masukkan nata de coco. Menurut pelanggan kami, minuman ini sangat menyegarkan, enak, dan tentunya menyehatkan.
Setiap hari rata-rata penjualan minuman ini kurang lebih 25-an gelas. Kami berjualan persis di pinggir jalan, agar banyak orang yang mampir karena lokasi berjualan kami bisa dibilang sangat strategis.
C. Keadaan pembeli/minat pasar
Berdasarkan pengalaman dan studi banding yang kami lakukan selama kurang lebih 6 bulan, bisnis di sektor minuman ini sangatlah menguntungkan asalkan tahu apa yang pelanggan inginkan. Apalagi minuman merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat, jadi sebagai penjual kita juga harus mengerti jenis minuman yang disukai masyarakat setempat.D. Pengalaman usaha
Pertama kali mengenal minuman Sueger dari seorang teman yang berdomisili di Bandung. Melihat larisnya minuman Sueger membuat kami tergerak untuk mengeluti bidang bisnis minuman ini.Meski mulanya tidak banyak yang membeli, tapi kami tidak gentar. Kami menjualnya sebagai bisnis sampingan dan lama-kelamaan ada satu-dua pelanggan baru yang membeli. Pembeli minuman Sueger umumnya anak-anak dalam katergori pelajar dan sisanya kalangan orang dewasa. Mereka mengakui bahwa Sueger adalah minuman yang menyegarkan, apalagi jika dikonsumsi di siang bolong.
Berawal dari hitungan orang yang menjadi langganan, kemudian tumbuh menjadi belasan orang langganan. Mereka mengetahui lapak berjualan kami dari mulut ke mulut. Promosi seperti ini membuat banyak pelanggan yang sangat loyal kepada produk kami.
Rencananya, kami akan mengembangkan bisnis ini agar bisa dinikmati masyarakat yang lebih luas lagi melalui jasa ojek online. Untuk menyiapkan itu, kami membutuhkan tambahan modal dan pekerja agar tidak keteteran. Kami sangat berharap sekali, bantuan modal dari pemerintah ini bisa memperlebar serta memperluas jaringan yang saat ini kami miliki.
Jika langganan kami semakin banyak, bisa saja usaha sampingan ini menjadi usaha utama kami. Kami sangat menyakini bisnis ini terus maju, memiliki jaringan yang luas, dan penggemar yang tidak hanya di lingkungan sekitar, melainkan masyarakat Tangerang umumnya.
E. Profil Produk/Deskripsi
Kami menjual minuman Sueger sebagai franchise dengan bermitra dengan pihak pertama sebagai produsen. Minuman yang kami jual memiliki 10 varian rasa, yang umumnya disukai pembeli pelajar sekolah maupun anak muda milenial.Sementara itu, kami hanya memperkerjakan satu orang yang bertugas sebagai pembuat minuman. Untuk saat ini, kami menjual produk di tempat, dan sekarang ini kami sedang mendaftarkan usaha kami di GoFood agar lebih luas dijangkau masyarakat Tangerang.
F. Prospek potensi usaha
Berbisnis kuliner di bidang minuman sangatlah menjanjikan dan laba yang dihasilkan bisa terus meningkat karena bergantung dari kuantitas penjualan. Memang, agar pelanggan tidak merasa bosan dengan rasa, produk yang kami jual haruslah memiliki varian rasa yang beragam. Minuman ini juga aman dikonsumsi untuk semua kalangan usia, sehingga potensi masuk ke berbagai tempat sangat mungkin.Sasaran pembeli terbesar kami adalah pelajar sekolah atau universitas. Oleh karena itu, menjual minuman Sueger ini memang lebih cocok jika dijual di wilayah yang ada sekolah atau universitasnya. Maka tak mengherankan, jika setiap pulang sekolah, anak-anak itu akan selalu mampir ke kedai kami untuk mengobati dahaga sekaligus menikmati cita rasa nata de coco yang lezat.
Untuk itulah, tren minuman seperti yang kami jual telah booming di kota-kota. Tapi banyak juga minuman-minuman lain yang perlahan-lahan tertinggal zaman. Pada dasarnya, selama produk minuman kita tidak monoton dan memiliki cita rasa yang nikmat dan bermanfaat bagi tubuh, para pembeli tidak akan meninggalkannya. Juga, ke depan, minuman Sueger ini jangan hanya laris di tahun-tahun awalnya saja, melainkan bisa langgeng dan terus memperbarui varian rasanya agar pelanggan tidak bosan.
G. Rencana pengembangan usaha
- Rencana pengembangan tempat usaha: Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang sangat penting untuk pengembangan tempat usaha, lahan yang sekarang digunakan masih dirasa kurang cukup memadai untuk memenuhinya.
- Rencana penambahan volume barang/jasa produksi: Dalam waktu kurang dari satu tahun, kapasitas produksi rata-rata mencapai 25-an gelas minuman per hari. Padahal kami sudah memiliki jaringan yang luas sehingga memerlukan tambahan lebih dari 200 gelas minuman atau lebih, terutama jika sudah terdaftar GoFood.
- Rencana perluasan pasar: Kami akan mulai menjual Sueger ke wilayah strategis atau berada dekat di sekolah, universitas, atau pasar sehingga target per hari bisa mencapai 200 gelas minuman atau lebih.
- Rencana pengembangan sistem pemasaran: Dalam sistem pemasaran yang sudah atau sedang dikerjakan adalah sistem kemitraan yang saling menguntungkan.
- Rencana promosi produk barang/jasa: Dalam proses pemasaran yang akan kami jalankan adalah membangun komunikasi langsung ke pemasar/pembeli.
- Rencana pengembangan tenaga kerja: Dalam tahap pengembangan usaha minuman Sueger masih terbuka untuk tenaga kerja baru per 100 gelas yang bisa dikerjakan satu orang. Jika mencapai 1.000 gelas maka bisa dikerjakan 3-5 orang.
- Rencana mengikuti pelatihan/pameran: Guna pengembangan usaha yang lebih besar sangat diperlukan untuk pelatihan dan mengikuti pameran yang disediakan pemerintah atau swasta.
H. Kebutuhan modal
Adapun kebutuhan kami sampaikan sebagai berikut.
No
|
Uraian
|
Volume
|
Harga satuan
|
Jumlah
|
1
|
Gelas plastik
|
5.000 cup
|
Rp 200
|
Rp 1.000.000
|
2
|
Serbuk rasa (85rb/kg)
|
50 kilogram
|
Rp 85.000
|
Rp 4.250.000
|
3
|
Susu Full Cream
|
20 kilogram
|
Rp 50.000
|
Rp 1.000.000
|
4
|
Roll Banner
60x160 cm Flexi 340g Cetak High
Res + Rangka Alumunium
|
2 buah
|
Rp 250.000
|
Rp 500.000
|
5
|
Spanduk
|
4x2 meter
|
Rp 200.000
|
Rp 200.000
|
6
|
Meja Makan Cafe 60x60x70
|
3 set
|
Rp 600.000
|
Rp 1.800.000
|
7
|
Sewa tempat
|
|
per tahun
|
Rp 6.250.000
|
|
TOTAL
|
|
|
15.
000 000,-
|
B. Penutup
Kami sangat berharap apa yang kami tuliskan di proposal ini dapat diwujudkan, sehingga bisa memberikan manfaat bagi diri kami dan masyarakat sekitar agar menambah pengetahuan tentang berbisnis kuliner minuman Sueger.Besar harapan kami agar proposal ini bisa diterima untuk membantu membangun perekonomian lokal masyarakat sekitar khususnya di lingkungan kami.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga yang telah memfasilitasi dan membantu memikirkan prospek bisnis kami ke depan agar menciptakan masyarakat yang berkualitas dan kompetitif dalam berbisnis.
***
Contoh Proposal Usaha Fashion: Konveksi/Butik/Pakaian Muslimah
Data Pemohon
|
|||
1.
|
Kategori
|
:
|
(diisi dengan nama program pemberi modal)
|
2.
|
Nama (sesuai Rekening)
|
:
|
Zhinka Yuliana
|
3.
|
NIK
|
:
|
317xxxxxxxxx
|
4.
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
:
|
Jakarta, 22 Juli 1990
|
5.
|
Pendidikan terakhir
|
:
|
Strata 1
|
6.
|
Alamat tinggal
|
:
|
Kompleks Pondok Surya Blok B No 9, Tangerang
|
7.
|
No Telepon
|
:
|
0812-xxxxxxx
|
8.
|
Email
|
:
|
zhinka@gmail.com
|
9.
|
Nama
Orang tua Ayah
Ibu
|
:
:
|
Nama ayah
Nama ibu
|
10.
|
No NPWP
|
:
|
70.301.xxx.x-xxx.xxx
|
11.
|
Nomor Rekening
|
:
|
900-xx-xxxxxxx-x
|
12.
|
Nama Bank dan cabang
|
:
|
Mandiri KCP Jakarta Cilandak
|
Ringkasan Isi Proposal
|
|||
13.
|
Nama Usaha/brand
|
:
|
Zhinka Diary
|
14
|
Bidang Usaha
|
Industri kreatif
|
|
15.
|
Alamat usaha
|
:
|
Kompleks Pondok Surya Blok B No 9,
Tangerang
|
16.
|
Kabupaten/Kota
|
:
|
Kota Tangerang
|
17.
|
Provinsi
|
:
|
Banten
|
18.
|
Mulai Usaha
|
:
|
Bulan September tahun 2017
|
19.
|
Omset/bulan
|
:
|
Rp 1.620.000/bulan
|
20.
|
Laba/bulan
|
:
|
Rp 420.000/bulan
|
21.
|
Total aset Usaha
|
:
|
Rp 6.750.000
|
22.
|
Tenaga kerja
|
:
|
1 orang
|
23.
|
Gaji karyawan
|
:
|
50.000/potong
|
24.
|
Kegiatan
|
:
|
Memproduksi pakaian muslimah secara homemade
|
26.
|
Asal bahan baku
|
:
|
Lokal Indonesia
|
27.
|
Wilayah pemasaran
|
:
|
Nasional
|
28.
|
Jumlah pengajuan
|
:
|
Rp 15.000.000
|
Tangerang, 7 Mei 2018
Pendahuluan
A. Latar belakang
Perkembangan dunia fashion di Indonesia sangat bagus dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Produktivitas produsen fashion tidak berjalan di tempat, melainkan terus melakukan ekspansi dengan mengeluarkan produk-produk yang bervariasi. Apalagi fenomena online shop yang bergerak dalam bidang e-commerce saat ini bertumbuhan di mana-mana. Pertumbuhan yang pesat online shop menunjukkan bahwa masyarakat kita memiliki daya beli yang baik dan produk yang dihasilkan juga terus berkembang mengikuti tren zaman.Melihat peluang bisnis fashion, terutama pakaian muslimah, yang sangat besar di tanah air memunculkan banyak entrepreneur muda dari berbagai wilayah dengan produk-produk andalan baik yang dibuat secara mandiri maupun produk yang berasal dari mitra. Para pemuda- pemudi yang bergerak di lapangan UKM ini meramaikan kancah industri fashion Indonesia. Bahkan tidak hanya memunculkan e-commerce fashion, melainkan juga menjamurnya online shop yang hanya bermodalkan menjual dagangan di media sosial yang populer seperti Instagram dan Facebook.
Peluang bisnis yang besar dari industri fashion membuat kami bergerak untuk membuat Zhinka Diary. Produk yang kami buat adalah produk homemade pakaian wanita berjilbab dengan jenis atasan/blouse, gamis dan kaftan. Selain membuat pakaian, kami juga membuat jilbab instan dengan berbagai model. Produk Zhinka Diary dijual tidak hanya secara konvensional, seperti ikut dalam acara bazar, melainkan juga berjualan secara online shop. Kaum perempuan milenial memang sangat tertarik dengan produksi pakaian yang cenderung homemade, sehingga ada kesan originalitas atau tidak sama dengan produk-produk yang dijual pedagang lain yang mengambil barang dari satu merek besar saja.
Sasaran pelanggan Zhinka Diary adalah kaum muda milenial yang menyukai eksplorasi dalam berhijab. Dengan ini, kami juga selalu menjaga kualitas jahitan dan paduan bahan dasar. Karena kami tidak menjual produk dengan harga yang mahal, sehingga sangat terjangkau bagi kalangan milenial. Keterjangkauan ini juga tidak mengorbankan mutu dan kualitas yang selalu menjadi nilai keutamaan dari produk yang kami hasilkan.
Umumnya para pelanggan kami tidak hanya berasal dari wilayah Indonesia, tetapi ada juga yang berasal dari negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Peluang bisnis fashion tidak akan mati jikalau founder bisa menyiasatinya dengan senantiasa menciptakan model yang unik dan tentunya mengikuti perkembangan zaman.
B. Sejarah berdirinya usaha
Usaha kami berdiri dilandasi atas ketertarikan kami dengan bidang fashion. Kami berpikir animo kaum perempuan terhadap pakaian muslimah tidak pernah luntur. Bahkan mereka cenderung mengoleksi pakaian muslimah dan digunakan sesuai dengan ragam kegiatan atau aktivitas di keseharian mereka.Melihat kenyataan demikian, kami mencoba-coba membuat produk sendiri. Kami memiliki mesin jahit di rumah yang dulu digunakan orang tua kami dalam bisnis jahit-menjahit pakaian. Dengan tekad yang kuat dan semangat kami untuk menciptakan produksi sendiri, kami membuat beberapa potong dan kemudian kami tawarkan kepada teman-teman. Respons mereka sangat bagus dan menganjurkan kami untuk menjualnya secara online. Sejak saat itulah, kami juga menjualnya secara online dengan meminta bantuan penjahit profesional untuk membuat desain yang kami ciptakan.
Modal yang kami gunakan bisa dikatakan tidak begitu banyak. Karena itu, kami juga tidak langsung memproduksi pakaian dalam jumlah besar. Yang paling penting adalah pakaian yang kami jual laku dahulu meski dengan keuntungan yang tidak besar. Dengan cara seperti ini, kami dapat terus memproduksi pakaian, kecil namun pasti. Jadi, kami tidak terlalu dipusingkan dengan kebutuhan modal yang harus besar. Rasanya kita akan merugi jika karena faktor modal harus besar, kreativitas kita tidak terwujudkan.
Strategi berjualan online memang berbeda dengan strategi berjualan secara konvensional. Dalam online shop, founder harus mengerti teknologi yang digunakan untuk memaksimlkan penjualan. Karena itu juga, kami harus belajar kapan pun dan di mana pun dan dengan siapa pun. Perubahan dalam revolusi industri 4.0 memang bisa mematikan jika bisnis yang kita jalankan tidak terkoneksi dengan digitalisasi.
Melihat kenyataan dunia digital sekarang, mau tak mau kami juga ikut berjualan dengan platform teknologi yang memudahkan kami untuk berjualan dan terus memasarkan produk-produk homade kami.
C. Keadaan pembeli/minat pasar
Berdasarkan pengalaman dan studi banding yang kami lakukan selama kurang lebih 6 bulan, bisnis di sektor fashion sangatlah menguntungkan asalkan kita tahu apa yang pelanggan butuhkan.Desain pakaian yang bagus sekalipun agak mahal umumnya akan dibeli kaum hawa. Selain itu, produk yang homemade dan unik lebih disenangi karena tidak menjadikan produk tersebut terlihat pasaran dan lebih eksklusif.
D. Pengalaman usaha
Bermula dari ketertarikan kami dengan desain fashion yang ternama dari Indonesia membuat kami mencoba sendiri di rumah. Untuk mencari pengetahuan tentang fashion, kami banyak bertanya-tanya kepada para penjual yang lebih berpengalaman atau sekadar googling. Kami sering melihat di marketplace-marketplace yang ada di Indonesia bahwa produk pakaian muslimah sangat digandrungi kaum hawa. Hampir setiap saat selalu saja muncul model kekinian yang diserbu kaum hawa untuk memuaskan dahaganya akan belanja.Memang setiap usaha selalu ada jatuh bangunnya, mulai dari tidak lakunya produk hingga produksi yang tidak sesuai dengan selera. Ini bisa terjadi karena setiap model pakaian yang kami buat terkadang tidak cocok dengan keinginan. Kami belum bisa memproduksi secara mandiri alat-alat konveksi dengan lengkap, karena itu kami menggunakan jasa jahit dari konveksi yang ada di sekitar perumahan.
Setiap akhir pekan, kami biasanya menjajakan pakaian muslimah di bazar-bazar. Ada keuntungannya menjual di bazar, karena pembeli bisa langsung melihat produk yang kami tawarkan dan penjual bisa langsung mendapatkan uang.
Hal tersebut berbeda dengan sistem jualan online, terutama di media sosial, yang hanya mengandalkan kepercayaan. Yang paling menyesakkan hati adalah ketika pembeli hanya sekadar memesan saja, tetapi tidak jadi membeli.
Akan tetapi, berbeda halnya jika kami memiliki website jualan online, tentu kejadian seperti itu tidak akan berulang. Intinya, jika ingin membeli, pembeli harus mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu, dan baru setelah itu barang dikirimkan. Tapi bukan berarti tak memiliki situs online kami berhenti berusaha. Kami berprinsip berbisnis harus dimulai dengan modal sekecil apa pun serta strategi memanfaatkan modal kecil itu menjadi keuntungan.
E. Profil Produk/Deskripsi
Kami memproduksi pakaian muslimah secara mandiri dan tidak bermitra dengan siapa pun. Produk fashion yang kami hasilkan berupa pakaian berjilbab dengan jenis atasan/blouse.Modal awal yang kami gunakan hanya Rp 2.000.000. Sementara itu, kami menggunakan jasa penjahit profesional dengan harga Rp. 50.000/potong. Kami menjual produk kami secara online di media sosial dan konvesional dengan membuka stand di bazar.
F. Prospek potensi usaha
Berbisnis pakaian muslimah sangatlah menjanjikan dan ke depan bisnis ini semakin berkibar karena penggemar pakaian ini tidak pernah surut, namun justru semakin bertumbuh. Di era media sosial, kaum hawa memang saling suka memposting diri mereka dengan tampilan busana yang anggun dan cantik, bahkan tak jarang banyak kaum hawa yang tidak memposting dirinya menggunakan busana yang sama dengan postingan sebelumnya.Di samping itu, bisnis fashion pakaian muslimah terutama di kota besar telah menjadi tren. Oleh karena itu, banyak dijumpai tren kalangan muslimah menengah ke atas yang bahkan memiliki komunitas tersendiri serta menciptakan standar tertentu dan terlihat dari cara berbusana mereka. Selebihnya, kaum milenial juga sangat menyukai keunikan dari pakaian muslimah yang tidak pasaran. Karena ini, Zhinka Diary hadir di waktu yang pas dan sesuai dengan perkembangan zaman.
G. Rencana pengembangan usaha
- Rencana pengembangan tempat usaha: Untuk memenuhi kebutuhan pasar, minimal harus memiliki tempat pengembangan usaha yang lebih luas karena saat ini kami hanya menggunakan rumah sebagai tempat usaha.
- Rencana penambahan volume barang/jasa produksi: Dalam rentang waktu 6 bulan ini, kami bisa memproduksi sekitar 150 pakaian muslimah. Sementara itu, kebutuhan pasar akan baju muslimah semakin tinggi dan membutuhkan lebih banyak pilihan dan model yang berbeda.
- Rencana perluasan pasar: Penjualan pakaian muslimah kami saat ini hanya dijual dari media sosial dan dari mulut ke mulut. Memang, untuk meningkatkan penjualan serta bisa mengakses penjualan secara lebih luas, diperlukan sebuah infrastruktur website yang bisa membuat proses jual-beli lebih efisien.
- Rencana pengembangan sistem pemasaran: Sistem pemasaran yang akan kami lakukan ke depan adalah dengan membuat sebuah website e-commerce yang bisa menjangkau pelanggan di seluruh Indonesia.
- Rencana promosi produk barang/jasa: Promosi produk yang kami jalankan adalah memberikan diskon kepada pembeli perdana.
- Rencana pengembangan tenaga kerja: Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membangun bisnis fashion pakaian muslimah ini bisa dikatakan menyerap dua orang yang bertugas sebagai admin media sosial dan admin yang bertugas sebagai pembungkus dan pengantar ke jasa pengiriman barang. Kami yakin, jika bisnis ini terus berkembang dan produksi semakin besar, penyerapan tenaga kerja juga semakin bertambah menyesuaikan kebutuhan usaha.
- Rencana mengikuti pelatihan/pameran: Untuk menambah pengetahuan tentang bisnis fashion terutama pakaian muslimah, memang sangat diperlukan mengikuti pelatihan atau pameran yang diadakan pemerintah ataupun pihak swasta.
H. Kebutuhan modal
Adapun kebutuhan modal kami sebagai berikut.
No
|
Uraian
|
Volume
|
Harga
satuan
|
Jumlah
|
1
|
Bahan
|
1,5 meter x
150 pcs
|
Rp 25.000
|
Rp. 5.625.000
|
2
|
Biaya produksi
|
150 Buah
|
Rp 50.000
|
Rp. 7.500.000
|
3
|
Benang + jarum jahit
|
1 set
|
Rp. 70.000
|
Rp 70.000
|
4
|
Roll
Banner 60x160 cm Flexi 340g Cetak High Res + Rangka Alumunium
|
2 buah
|
Rp. 250.000
|
Rp. 500.000
|
5
|
Plastik
|
3 pak
|
Rp. 20.000
|
Rp. 60.000
|
6
|
Hanger Baju
|
3 lusin
|
Rp. 25.000
|
Rp. 75.000
|
7
|
Lemari standing
|
3 buah
|
Rp. 300.000
|
Rp. 900.000
|
8
|
Kuota Internet 15GB
|
3 buah
|
Rp 90.000
|
Rp. 270.000
|
TOTAL
|
Rp
15.000.000
|
B. Penutup
Kami sangat berharap apa yang kami tuliskan di proposal ini dapat diwujudkan, sehingga bisa memberikan manfaat bagi diri kami dan masyarakat sekitar khususnya para pemuda- pemudi agar menambah pengetahuan tentang berbisnis pakaian muslimah.Besar harapan kami agar proposal ini bisa diterima untuk membantu membangun perekonomian lokal masyarakat sekitar khususnya di lingkungan kami dengan menyerap tenaga kerja penduduk setempat.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga yang telah memfasilitasi dan membantu memikirkan prospek bisnis kami ke depan agar menciptakan masyarakat yang berkualitas dan kompetitif dalam berbisnis.
***
Demikinlah, contoh gambaran proposal usaha yang berusaha kami sajikan secara lengkap sesuai dengan bidang bisnis kamu. Kamu bisa menyesuaikan proposal ini dengan produk-produk usaha lainnya. Selamat mencoba!
Baca juga: Ide Bisnis: Usaha dengan Modal 300 Ribu
Posting Komentar untuk "Contoh Proposal Usaha yang Lengkap dan Terbaik"