Puisi tentang Ibu Terlengkap dan Menyentuh Hati
Puisi ibu adalah sebuah penghargaan kita terhadap salah satu orang yang paling berjasa untuk kita sebagai manusia. Sebagai seorang anak, kita tentu tak akan bisa membalas kasih sayang seorang ibu. Pasalnya, kasih sayang seorang ibu sangat besar dibanding apa pun. Bahkan kekayaan kita di dunia ini belum cukup untuk membalas kasih sayang dan perhatian kepada ibu.
Sebagai seorang anak, kita tak dapat seutuhnya membalas semua yang telah diberikan ibu. Tetapi kita dapat membuat ibu kita menjadi orang yang paling beruntung memiliki seorang anak yang baik, berbakti, dan menyenangkan hati ibu. Salah satu bentuk perhatian kita, misalnya, kita bisa wujudkan dalam sebuah puisi, yakni puisi tentang ibu.
Ya, puisi tentang ibu yang ada di dalam artikel ini merupakan ungkapan cinta kepadanya. Ada berbagai macam tema atau topik yang bisa kamu pilih. Semoga saja puisi-puisi yang ada di sini bisa membuat kamu terinspirasi atau sekadar untuk mengutipnya dan mempersembahkannya untuk ibu yang kamu sayangi.
Baca juga artikel "Kata-Kata Bijak Sepanjang Masa" untuk mendapatkan inspirasi. Dan artikel yang menghibur seperti "Gombalan-Gombalan Maut yang Bikin Gebetan Baper".
Tak hanya di Hari Ibu saja kita memperlakukan ibu dengan spesial. Rasanya tidak adil karena setiap hari adalah hari ibu. Juga setiap hari kita harus selalu membuatnya bahagia. Soalnya, kebahagiaan seorang ibu adalah restu yang paling berharga bagi seorang anak. Dengan demikian, puisi ibu dari Zhinkadiary.com ini adalah salah satu cara kita untuk mengapresiasi seorang ibu.
Hidup seorang ibu adalah pertarungan hidup dan mati
Juga pertaruhan antara harga diri dan cinta
kepada keutuhan keluarga.
Ibu adalah orang yang berada di depan
dalam menjaga pagar rumah tangga
dan merawat anak-anak dengan kepenuhan hati.
Jika kulukiskan, ibu bagai sungai mengalir tanpa ujung
Jika kuibaratkan, ibu bagai hujan yang membasuh dahaga.
Bundaku, engkau adalah bulan yang bersinar
memberikan cahaya bagi malamku
Engkau adalah matahari yang terang
memberikan siang bagi malamku.
Rasa sakit bundaku adalah duri tajam
yang berada dalam dagingku.
Bahagia bundaku adalah jalan surga
yang kutempuh dengan sukacita.
Merawatku sampai saat itu tiba:
Saat di mana aku terlahir
dan diberikan sebuah nama.
Oh, ibu, bundaku, kasihku,
kuberikan seluruh hidupku untukmu.
mendidikku dan mengasuhku
Tak kenal waktu engkau
menyayangiku dan merawatku
Engkaulah, bundaku tersayang.
Engkaulah muara kasihku
Ke mana pun aku pergi
Bundaku adalah penawar rindu.
Jauh dari bundaku
Terasa rindu memuncak
Kangen pada bundaku.
Belaian tanganmu membuatku nyaman
Oh, bundaku, aku rindu padamu
Semakin jauh aku pergi
Maka semakin berat rinduku padamu.
yang memberiku jalan pulang.
Air matamu laksana hujan
yang menyuburkan ladang keringku.
Di mana pun aku berada
Selalu teringat bundaku.
yang datang untukku.
Ketika aku kalah dalam hidup
hanya ibu senantiasa
memberiku semangat
melewati berbagai cobaan.
seperti batang usia.
Ibu, tak terasa, kita bersama
tetapi aku tak selalu ada
di sampingmu.
kala engkau terbaring sakit.
Ya Allah, berikan sakit bundaku
kepadaku agar aku tahu
betapa ia sayang kepadaku.
yaitu namamu: Ibu
Hanya satu kata
yaitu namamu: Ibu
Hanya satu makna
yaitu kehadiranmu.
Tapi di matamu yang tua juga tersimpan
kepedihan yang tak kunjung selesai.
Malam ini, di beranda, aku kenang kembali:
memori ketika kita masih bersama
memori ketika aku masih kecil
memori ketika terakhir kali kita bertemu….
Tak bisa kubayangkan, hari itu adalah
hari yang terakhir bagi kita bertemu.
Memang, aku selalu tak setuju
dengan kalimat seperti ini:
Setiap ada pertemuan, selalu ada perpisahan.
Tapi mau dikata apa lagi
toh, memang benar, setiap pertemuan
selalu berujung dengan perpisahan.
Cuma kita tak pernah tahu kapan
dan di mana kita akan berpisah.
Untuk itu, aku merasa belum cukup
memberikan segala yang kupunya
untuk sekadar membuatmu bahagia.
Apa arti bahagia ketika kau tak ada?
Rasanya, hanya hambar dan kosong….
Jika tuhan memberikan satu kesempatan
maka akan kubuat engkau orang
yang paling bahagia di dunia.
Akan kubuat engkau menjadi orang
yang paling istimewa dari siapa pun.
Sayangnya, itu hanya sekadar harapan.
Sebab takdir berkata lain…..
Sebab nasib punya jalan sendiri…..
Aku akan selalu mengirimimu doa.
Aku hanya bisa berdoa
Tak bisa kulakukan hal lain.
Semoga doa anakmu ini
adalah doa yang paling ikhlas
Doa yang bisa menerima kepergianmu…
Ibu, ibu, ibu….
Aku tuliskan sebuah puisi untukmu
dari anakmu yang menyayangimu.
yang lebih kucinta ketimbang bundaku.
Bundaku adalah orang paling tercinta
Ia adalah embun pagi yang jatuh di pipiku
Ia adalah angin yang membelaiku lembut
Ia adalah petang yang berwarna indah.
Oh, bundaku, engkau laksana bidadari
yang datang dari surga untukku.
Engkau memberikan segenap cintamu
kepada anakmu yang nakal ini.
Engkau selalu tulus dan ikhlas
menerima segala kekuranganku.
Bundaku, matahariku, selalu berikan jalan
yang terang untuk anakmu yang nakal ini.
Berikan pelita bagi kegelapanku
Berikan kasih sayang bagi kosong hatiku
Berikan keseluruhan cinta bagi anakmu.
Bulan yang kita nantikan sudah tiba
Aku bahagia menyambut Ramadhan
karena bulan ini penuh dengan rahmat.
Suara takbir bertalu-talu, tak henti-henti
menyambut bulan yang suci ini, ibu
Aku pun dengan sukacita menyambutnya
tamu agung itu datang kembali.
Tak ada tamu agung yang begitu megah
kecuali bulan Ramadhan, ibu
Aku rindu sekali masakan buatanmu
Aku rindu sekali berpuasa di rumah
bersama keluarga yang tercinta.
Tapi di Ramadhan tahun ini
tak pulang ke rumah, ibu
Maafkan, maafkan anakmu ini.
Bukan karena kau lupa kepadamu, ibu
tetapi karena aku jauh merantau
ke tempat di mana aku mencari nafkah.
Tetapi, ibu, sebelum Ramadhan selesai
sebelum Lebaran tiba, aku kan datang
ke rumah untuk berkumpul kembali
denganmu, ayah, dan adik-adikku.
Doakan anakmu ini agar bisa
menepati janjinya ini untuk kembali.
Kembali kepada haribaanmu, ibu
Kembali pada tanah kelahiranku
Kembali kepada tumpah darahku, ibu
Kembali kepada kasih sayangmu…..
Sebagai seorang anak, kita tak dapat seutuhnya membalas semua yang telah diberikan ibu. Tetapi kita dapat membuat ibu kita menjadi orang yang paling beruntung memiliki seorang anak yang baik, berbakti, dan menyenangkan hati ibu. Salah satu bentuk perhatian kita, misalnya, kita bisa wujudkan dalam sebuah puisi, yakni puisi tentang ibu.
Ya, puisi tentang ibu yang ada di dalam artikel ini merupakan ungkapan cinta kepadanya. Ada berbagai macam tema atau topik yang bisa kamu pilih. Semoga saja puisi-puisi yang ada di sini bisa membuat kamu terinspirasi atau sekadar untuk mengutipnya dan mempersembahkannya untuk ibu yang kamu sayangi.
Baca juga artikel "Kata-Kata Bijak Sepanjang Masa" untuk mendapatkan inspirasi. Dan artikel yang menghibur seperti "Gombalan-Gombalan Maut yang Bikin Gebetan Baper".
Tak hanya di Hari Ibu saja kita memperlakukan ibu dengan spesial. Rasanya tidak adil karena setiap hari adalah hari ibu. Juga setiap hari kita harus selalu membuatnya bahagia. Soalnya, kebahagiaan seorang ibu adalah restu yang paling berharga bagi seorang anak. Dengan demikian, puisi ibu dari Zhinkadiary.com ini adalah salah satu cara kita untuk mengapresiasi seorang ibu.
Puisi tentang Ibu
Ibu adalah orang mengabdi kepada kebajikanHidup seorang ibu adalah pertarungan hidup dan mati
Juga pertaruhan antara harga diri dan cinta
kepada keutuhan keluarga.
Ibu adalah orang yang berada di depan
dalam menjaga pagar rumah tangga
dan merawat anak-anak dengan kepenuhan hati.
Jika kulukiskan, ibu bagai sungai mengalir tanpa ujung
Jika kuibaratkan, ibu bagai hujan yang membasuh dahaga.
Bundaku, engkau adalah bulan yang bersinar
memberikan cahaya bagi malamku
Engkau adalah matahari yang terang
memberikan siang bagi malamku.
Rasa sakit bundaku adalah duri tajam
yang berada dalam dagingku.
Bahagia bundaku adalah jalan surga
yang kutempuh dengan sukacita.
Puisi Ibu Singkat
Puisi 1
Dalam 9 bulan, ibu mengasuhkuMerawatku sampai saat itu tiba:
Saat di mana aku terlahir
dan diberikan sebuah nama.
Oh, ibu, bundaku, kasihku,
kuberikan seluruh hidupku untukmu.
Puisi 2
Tak kenal waktu engkaumendidikku dan mengasuhku
Tak kenal waktu engkau
menyayangiku dan merawatku
Engkaulah, bundaku tersayang.
Puisi 3
Air sungai mengalir ke muaraEngkaulah muara kasihku
Ke mana pun aku pergi
Bundaku adalah penawar rindu.
Puisi 4
Anakmu yang nakal merantauJauh dari bundaku
Terasa rindu memuncak
Kangen pada bundaku.
Puisi 5
Suaramu membuatku tenteramBelaian tanganmu membuatku nyaman
Oh, bundaku, aku rindu padamu
Semakin jauh aku pergi
Maka semakin berat rinduku padamu.
Puisi 6
Air matamu laksana samuderayang memberiku jalan pulang.
Air matamu laksana hujan
yang menyuburkan ladang keringku.
Di mana pun aku berada
Selalu teringat bundaku.
Puisi 7
Ibu bagai malaikatyang datang untukku.
Ketika aku kalah dalam hidup
hanya ibu senantiasa
memberiku semangat
melewati berbagai cobaan.
Puisi 8
Rambutmu telah memutihseperti batang usia.
Ibu, tak terasa, kita bersama
tetapi aku tak selalu ada
di sampingmu.
Puisi 9
Aku tak kuasa menahan sedihkala engkau terbaring sakit.
Ya Allah, berikan sakit bundaku
kepadaku agar aku tahu
betapa ia sayang kepadaku.
Puisi 10
Hanya satu namayaitu namamu: Ibu
Hanya satu kata
yaitu namamu: Ibu
Hanya satu makna
yaitu kehadiranmu.
Puisi Ibu yang Sedih
Di matamu tersimpan ratusan musim bergantiTapi di matamu yang tua juga tersimpan
kepedihan yang tak kunjung selesai.
Malam ini, di beranda, aku kenang kembali:
memori ketika kita masih bersama
memori ketika aku masih kecil
memori ketika terakhir kali kita bertemu….
Tak bisa kubayangkan, hari itu adalah
hari yang terakhir bagi kita bertemu.
Memang, aku selalu tak setuju
dengan kalimat seperti ini:
Setiap ada pertemuan, selalu ada perpisahan.
Tapi mau dikata apa lagi
toh, memang benar, setiap pertemuan
selalu berujung dengan perpisahan.
Cuma kita tak pernah tahu kapan
dan di mana kita akan berpisah.
Untuk itu, aku merasa belum cukup
memberikan segala yang kupunya
untuk sekadar membuatmu bahagia.
Apa arti bahagia ketika kau tak ada?
Rasanya, hanya hambar dan kosong….
Jika tuhan memberikan satu kesempatan
maka akan kubuat engkau orang
yang paling bahagia di dunia.
Akan kubuat engkau menjadi orang
yang paling istimewa dari siapa pun.
Sayangnya, itu hanya sekadar harapan.
Sebab takdir berkata lain…..
Sebab nasib punya jalan sendiri…..
Aku akan selalu mengirimimu doa.
Aku hanya bisa berdoa
Tak bisa kulakukan hal lain.
Semoga doa anakmu ini
adalah doa yang paling ikhlas
Doa yang bisa menerima kepergianmu…
Ibu, ibu, ibu….
Aku tuliskan sebuah puisi untukmu
dari anakmu yang menyayangimu.
Puisi Ibu Tercinta
Tidak ada wanita di dunia iniyang lebih kucinta ketimbang bundaku.
Bundaku adalah orang paling tercinta
Ia adalah embun pagi yang jatuh di pipiku
Ia adalah angin yang membelaiku lembut
Ia adalah petang yang berwarna indah.
Oh, bundaku, engkau laksana bidadari
yang datang dari surga untukku.
Engkau memberikan segenap cintamu
kepada anakmu yang nakal ini.
Engkau selalu tulus dan ikhlas
menerima segala kekuranganku.
Bundaku, matahariku, selalu berikan jalan
yang terang untuk anakmu yang nakal ini.
Berikan pelita bagi kegelapanku
Berikan kasih sayang bagi kosong hatiku
Berikan keseluruhan cinta bagi anakmu.
Puisi Ibu yang Menyentuh Hati
Aku selalu tak tega melihatmu sedih, ibu
Aku ingin menjadikan engkau perempuan
paling bahagia di dunia ini; bahagia memiliki
anak seperti aku. Meski engkau tahu bahwa
anakmu ini selalu membuatmu kecewa.
Sebagai anak, aku ingin selalu melihatmu bahagia
Bahagia setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik.
Betapa sulit memang membuat engkau bahagia
jika anakmu ini sering membuat engkau sedih.
Betapa sulit membuat engkau sekedar tertawa
jika anakmu ini sering membuat engkau kecewa.
Tapi kini aku sadari bahwa seorang ibu pada hakikatnya
adalah seorang yang penuh cinta kepada anakmu.
Dan seorang anak sebaiknya membalas cinta bundanya
dengan kebahagiaan, ketulusan, dan kepenuhan hati.
Rasanya tidak ada cinta yang penuh dan lengkap
kecuali cinta seorang bunda kepada anaknya.
Tapi sering kali cinta seorang anak bertepuk
sebelah tangan kepada bundanya.
Pada hari-hari yang kunantikan, aku ingin sekali
memberikan hadiah istimewa kepada bundaku.
Hadiah itu bukan barang-barang yang berharga mahal
bukan pula barang-barang yang bunda suka
melainkan sebuah “katahati” seorang anak
kepada bundanya yang amat dicintai.
Puisi Ibu di Bulan Ramadhan
Ramadhan sudah tiba, ibuBulan yang kita nantikan sudah tiba
Aku bahagia menyambut Ramadhan
karena bulan ini penuh dengan rahmat.
Suara takbir bertalu-talu, tak henti-henti
menyambut bulan yang suci ini, ibu
Aku pun dengan sukacita menyambutnya
tamu agung itu datang kembali.
Tak ada tamu agung yang begitu megah
kecuali bulan Ramadhan, ibu
Aku rindu sekali masakan buatanmu
Aku rindu sekali berpuasa di rumah
bersama keluarga yang tercinta.
Tapi di Ramadhan tahun ini
tak pulang ke rumah, ibu
Maafkan, maafkan anakmu ini.
Bukan karena kau lupa kepadamu, ibu
tetapi karena aku jauh merantau
ke tempat di mana aku mencari nafkah.
Tetapi, ibu, sebelum Ramadhan selesai
sebelum Lebaran tiba, aku kan datang
ke rumah untuk berkumpul kembali
denganmu, ayah, dan adik-adikku.
Doakan anakmu ini agar bisa
menepati janjinya ini untuk kembali.
Kembali kepada haribaanmu, ibu
Kembali pada tanah kelahiranku
Kembali kepada tumpah darahku, ibu
Kembali kepada kasih sayangmu…..
Posting Komentar untuk "Puisi tentang Ibu Terlengkap dan Menyentuh Hati"